Free & Open-Source Software: Raksasa Teknologi yang Tersembunyi
Sharing knowledge is the most fundamental act of friendship. Because it is a way you can give something without loosing something.
— Richard Mathew Stallman
Kurang lebih kutipan sang pelopor dan advokat gerakan perangkat lunak bebas (free software movement) ‐ Richard Mathew Stallman, seorang programmer, aktif sejak era 80-an.
Tahukah kamu sistem operasi yang paling digunakan di dunia saat ini? Coba tebak… Microsoft Windows? Hmm, masuk akal tapi kurang tepat. macOS? Wah, apa lagi. Jadinya? Jawabannya mungkin akan membuatmu terkejut karena sistem operasi yang paling digunakan adalah… Android/Linux.
Apa? Ya, Linux. Bagi kamu yang pernah memakai Ubuntu (biasa disebut OS-nya para programmer) seharusnya tahu jargon satu ini. Linux sendiri adalah istilah yang biasanya mengacu kepada kumpulan sistem operasi yang dibangun di atas kernel Linux.
Mengapa demikian? Lihat saja grafik dibawah ini.
Source: StatCounter Global Stats – OS Market Share
Dilansir dari StatCounter, grafik di atas menggambarkan pangsa pasar dari sejumlah sistem operasi dalam 6 jenis platform yang berbeda sejak tahun 2020. Maka kamu bisa melihat bahwa platform paling teratas adalah Android — turunan dari kernel Linux — dengan rata-rata jumlah pangsa bagian 40.37%.
Mungkin salah satu faktor yang mendukung besarnya jumlah Android di pangsa pasar adalah banyaknya orang yang punya Smartphone di masa kini. Salah satu sumber mencatat bahwa sejak pertengahan tahun 2020, Smartphone menaiki peringkat pertama di seluruh dunia dari total persentase penggunaan platform, yaitu sebanyak 58.01% . Besaran yang melebihi Desktop, Laptop maupun platform lainnya.
Bukan hanya itu karena sejak tahun 2017 Linux juga telah mendominasi secara total bidang superkomputer. Dari 500 deretan teratas superkomputer terkuat di dunia, semuanya menjalankan setidaknya salah satu distribusi Linux. Sebagian besar web server pun tidak mau ketinggalan, sebanyak 80.1% web server di dunia menggunakan Linux.
Bisa disimpulkan, dunia teknologi bergerak di atas Linux.
FOSS merupakan singkatan dari Free and Open-Source Software. Mengacu pada kelompok perangkat lunak yang bebas/gratis dan juga memiliki kode sumber yang terbuka (open-source). Konsep dari FOSS ini cukup simple. Sebagai contoh, bayangkan ada seorang programmer yang sedang membangun suatu perangkat lunak. Maka setelah rampung, bukannya dia jadikan sebagai hak milik dan dia jadikan resep dari karyanya rahasia untuk kemudian meraup keuntungan pribadi. Programmer tersebut malah melepaskan perangkat lunaknya ke dunia secara gratis tanpa hak milik pribadi dengan source code terbuka yang bisa dilihat, dimodifikasi dan dipengaruhi perkembangannya oleh umum.
Terdengar cukup idealis? Haha, tapi begitulah kenyataannya dan pandangan “idealis” tersebut sudah terbukti kesuksesannya.
Linux adalah contoh utama dari FOSS. Sistem operasi ini dibangun oleh seorang programmer Finlandia bernama Linus Torvalds sejak tahun 1991. Jadi kalau kita perhatikan, kata Linux ini sebenarnya berawal dari nama depan si Linus Torvalds. Berawal dari proyek kecil-kecilan dan rasa ingin tahu suatu ketika dia mengambil kursus mengenai Unix, Linus mulai mengerjakan Linux saat dia masih kuliah. Mungkin tidak diduga banyak orang bahkan Linus sendiri, bahwa karyanya akan melejit tinggi dan menjadi salah satu sistem operasi papan atas selama beberapa tahun kedepan…
Kisah Linux hanyalah satu dari sekian banyaknya jenis FOSS, mulai dari framework, library dan tool yang dikembangkan oleh ratusan ribu bahkan jutaan orang dari masa ke masa. Lantas, bagaimana mereka berkolaborasi untuk membangun perangkat lunak sekelas Linux? Masa iya ratusan ribu orang mau datang dan bekerja begitu saja tanpa upah? Jangan salah, mereka ini “menyumbang” waktu dan tenaga mereka murni berdasarkan keinginan sendiri sebagai hobby atau proyek sampingan (walaupun ada juga yang dibayar melalui donasi) melalui internet.
GitHub, sebuah platform web terpopuler untuk pengembangan perangkat lunak dan kendali versi (version control) berbasis Git. Platform ini digunakan untuk menampung source code sebuah perangkat lunak yang dinamakan repository. Disinilah sebagian besar proyek-proyek open-source dikembangkan secara publik. Satu sumber mencatat ada lebih dari 30 juta proyek open-source yang sudah ditampung di GitHub saat ini.
Open-source software is the foundation of 99% of the world’s software
— Martin Woodward, VP of developer relations di GitHub
Sifat open-source dari FOSS memungkinkan ribuan programmer dari berbagai dunia untuk setiap waktu meninjau seluk-beluk kode dari sebuah perangkat lunak. Untuk sebuah perangkat lunak ternama misalnya, setiap kelalaian dan kecacatan dalam kode akan sangat mungkin selalu ditangkap dan diperbaiki dalam waktu yang sangat singkat.
Uber, perusahaan penyedia transportasi yang berbasis di San Franciso, Amerika. Pada tahun 2015 mengumumkan bahwa sekelompok developer telah membangun API untuk memesan tumpangan melalui Slack — sebuah aplikasi kolaboratif berbasis chat — tanpa menggunakan aplikasi Uber. Proyek tersebut diselesaikan dalam kurun waktu 48 jam.
Uber mencatat bahwa tim mampu menyelesaikan proyek dengan cepat karena mereka “menerapkan open library seperti rails, geocoder, dan unicorn untuk mempercepat proses pengembangan dan membangun diatas fondasi yang kokoh.”
Dengan kata lain, jumlah kodingan yang harus mereka kerjakan secara mandiri turun drastis karena mereka menggunakan library-library gratis dan bebas yang sudah dibuat oleh orang lain.
Faktor-faktor seperti inilah yang meyakinkan perusahan-perusahaan teknologi papan atas seperti Google, Microsoft dan Meta untuk memakai dan mengintegrasikan sejumlah FOSS dalam produk mereka dengan biaya sangat minim. Dilansir dari venturebeat, “Sebanyak 97% aplikasi-aplikasi memanfaatkan kode open-source dan 90% perusahaan-perusahaan telah menggunakan kode open-source.” Hmm, jadi penasaran ada berapa banyak FOSS yang dipakai dalam aplikasi GoJek… 😛
Dampak dari FOSS terhadap aspek ekonomi juga sangat besar. Di Inggris contohnya, perangkat lunak open-source menyumbang £43,15 miliar (Rp832 triliun) setiap tahun terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menghasilkan “nilai potensial” sekitar £46,5 miliar (Rp897 triliun) bagi bisnis di Inggris pada tahun 2020.
Kolaborasi melahirkan inovasi.
Tidak dipungkiri, masyarakat modern bergantung pada infrastruktur digital yang ditenagai oleh FOSS. Mulai dari pemerintahan, perusahaan swasta dan bahkan kehidupan individu, semua berfungsi atas jasanya. Namun, ada fakta mengkhawatirkan yang membayangi semua itu…
Berdasarkan riset dari pengamat teknologi, buruh dari semua upaya FOSS hampir sepenuhnya ditenagai oleh para sukarelawan yang tidak dibayar mahal atau bahkan tidak dibayar sama sekali dan tidak bekerja secara tersentralisir. Artinya, suatu waktu mereka bisa saja memilih untuk tidak tetap me-maintain source code mereka oleh karena suatu alasan (bisa jadi finansial) dan dunia digital beresiko mengalami pembobolan keamanan, gangguan layanan dan inovasi yang mandet… gawat.
Namun, skenario itu sangat tidak mungkin terjadi, perlu keadaan yang ekstrem dan diluar dugaan agar bisa mencapai titik tersebut. Karena salah satu keunikan dari FOSS adalah rasa komunitas yang kuat didalamnya, dimana kemanusiaan dan ketekunan bergerak sebagai kekuatan pendorong.
Oh ya, untuk yang tertarik membaca lebih lanjut tentang suka-duka dari FOSS ini langsung dari orang yang terlibat dengan prosesnya, ini ada artikel menarik yang menuliskan sudut pandang dari seorang open-source maintainer: https://nolanlawson.com/2017/03/05/what-it-feels-like-to-be-an-open-source-maintainer/.
If I have seen further than others, it is by standing upon the shoulders of giants. — Issac Newton
Jadi, apa kaitannya FOSS dengan kamu yang mungkin ingin memasuki dunia pemrograman atau yang sedang belajar dunia komputer? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada peluang besar karena berkat FOSS kamu bisa melihat dan mengeksplorasi sendiri untuk lebih mengerti bagaimana sih sebenarnya perangkat lunak yang digunakan jutaan orang itu sebetulnya dibangun dengan cara melihat langsung source code-nya.
Satu survey mengatakan bahwa 68% dari 500 developer perangkat lunak open-source mempelajari coding dari sumber-sumber yang terbuka. Data ini menunjukkan bahwa komunitas open-source merupakan sumber yang sangat bagus untuk mempelajari seni percodingan.
Membangun sebuah perangkat lunak baru kini juga super gampang. Tidak perlu menciptakan semuanya dari nol, karena sangat mungkin dan pasti sudah ada API, library, framework atau tool yang sesuai dengan keperluanmu.
Di GitHub, ada banyak proyek open-source. Kamu bisa mengasah skill dengan langsung terjun dan terlibat kedalam pengambangan sebuah proyek yang sudah ada bersama developer dari berbagai belahan dunia. Kamu bahkan bisa membagikan perangkat lunak karyamu sendiri!
Dengan demikian, kamu bisa mempercantik portofoliomu dengan menunjukkan skill yang konkrit. Siapa tahu bisa mempermudah karirmu di kemudian hari 🙂
Referensi:
- https://en.wikipedia.org/wiki/Usage_share_of_operating_systems
- https://gs.statcounter.com/os-market-share#monthly-202001-202310-bar
- https://en.wikipedia.org/wiki/Richard_Stallman
- https://en.wikipedia.org/wiki/Free_and_open-source_software
- https://en.wikipedia.org/wiki/Linux
- https://www.sealevel.com/2022/09/13/linux-os/
- https://www.zdnet.com/article/open-source-nine-out-of-ten-companies-use-it-but-how-much-is-it-really-worth/
- https://venturebeat.com/programming-development/github-releases-open-source-report-octoverse-2022-says-97-of-apps-use-oss/
- https://blog.gitnux.com/open-source-software-statistics
- https://www.fordfoundation.org/work/learning/research-reports/roads-and-bridges-the-unseen-labor-behind-our-digital-infrastructure/
- https://www.uber.com/en-ID/blog/slack/